Rabu, 09 Februari 2011

- Kematian -

"Adakah hal yg lebih membuat kita bersedih dibanding ditinggalkan ayah atau ibu kandung kita untuk selama-lamanya ?. Bagaimanakan rasanya menahan kerinduan terhadap ayah/ibu kita yg sudah berada di sisi-Nya ?..."

Ini hanyalah sebuah catatan kecil, Catatan kecil sekaligus perenungan diri, sekaligus mencambuk hati.

Aku juga mengenal beberapa orang teman di dunia nyata maupun di dunia maya (kenal di internet), dimana ayah atau ibu mereka sudah meninggal dunia. Mendengar cerita mereka, atau bahkan hanya membaca status mereka di facebook yg menuliskan kerinduan pada sosok ayah/ibu yg sudah meninggal dunia, sudah cukup membuatku sangat bersimpati. Aku yakin, ungkapan kerinduan mereka skaligus ungkapan rasa kehilangan adalah kerinduan yg suci, rasa cinta yg tulus, rasa sayang yg ikhlas. Merindukan ayah/ibu mereka, membuat mereka menangis, and i can feel it. , aku pun merasakan hal yg sama. Merindukan sosok seorang ayah. hari-hari tanpanya sudah cukup membuatku berkaca, apalagi membayangkan sosok yg berada di akhirat sana, seperti membayangkan sosok yg diluar jangkauan mata.

hampa rasanya hidupku... Tapi aku harus tetap bertahan & tabah.. karena aku tak ingin melihat ibuku bersedih.
ibu saja tegar & kuat kenapa aku tidak bisa seperti beliau???

ayahku meninggal dunia saat sedang berlibur dengan sahabat-sahabatnya, mereka datang ke sebuah air terjun yang  berada di sebuah desa di bali. Kematian yg sungguh indah. ayahku meninggal akibat terseret pusaran air terjun karena ingin menolong sahabatnya.. tapi yang terjadi ayahku ikut terbawa pusaran air itu & merekapun meninggal bersama. saat itu bertepatan dengan ulang tahun ayahku.

di siang hari aku dan ibuku pihak kepolisian menelpon ibuku dengan menggunakan HP ayahku dan mengabarkan ayahku sudah tiada. namun jasadnya belum di temukan. ibuku berkali-kali pingsan dan teriak histeris karena memang tidak ada firasat apa-apa. malamnya pun papah masih telepon kami & bercanda dengan kami. walau hanya via telepon tapi itu sudah mengobati rasa rindu kami pada papah. jasad baru ditemukan esok harinya. ibuku pun langsung berangkat ke bali untuk mengurus jasad ayahku.

Hmmmmm... kematian memang kpastian, hanya masalah waktu. Ia juga misteri, semisteri bagaimana cara kita mati nanti, disaat apa, dan dalam kondisi apa kita nanti mati. Yg jelas semoga kita mati disaat beriman, saat khusnul khotimah, saat bibir kita basah karna berdzikir pd Allah. Semoga kematian kita juga seindah kematian ayahhanda sahabatku itu.

kini tidak ada lagi sosok ayah yg menjadi tempat ku mencurahkan hati, selalu ada saat ku kesulitan. kami merindukan papah.


Bagi temen-temen, sahabat, saudara ku di dunia nyata atau pun yg kenal hanya di dunia maya. Yg ayah atau ibu nya sudah meninggal dunia, aku hanya ingin berkata :
"Bersabar ya, sampaikan rasa rindu yg menggelora sekian lama itu dengan bersujud, bersimpuh, merendahkan diri dan menengadahkan kedua tangan pd pemilik ayah/ ibu. Sampai kerinduan itu dengan doa tulus seorang anak pada ayah/ibu. Sampaikan doa dan kerinduan itu dengan menjadikan diri sebagai anak yg sholeh/sholehah. dan percayalah andaikan almarhum/mah ayah/ibu di alam sana bisa menulis surat bagi kita, mereka pasti akan menulis surat kerinduan itu.

"Doakan mereka dengan cinta & ketulusan. dan mari kita jadikan diri kita insan yg sholeh & bertaqwa, maka kerinduan itu kelak akan berujung pada pertemuan indah saat bertemu di gerbang Ar-Royan, pintu gerbang Surga nya Allah SWT".

Tidak ada komentar: